Penguatan Pencegahan Stunting, Dinkes Halsel Gelar Orientasi Khusus

HEADLINE371 Dilihat

LABUHA, Rakyatkini.com– Masalah stunting terus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, buktinya selain memberikan kesadaran pencegahan kepada masyarakat secara rutin, sabtu (14/9) Dinas Kesehatan kabupaten Halmahera Selatan kembali menggelar Orientasi pencegahan terkait Stunting yang dipusatkan di Canga Matau.

Kegiatan yang dibuka oleh sekretaris dinas Kesehatan kabupaten Halmahera Selatan Hj Hasna Muhammad ini bertemakan “Penguatan Posyandu dengan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting di kabupaten Halmahera Selatan tahun 2019” Kegiatan orientasi sehari full ini melibatkan 10 desa yang menjadi lokus stunting pusat sehingga pesertanya dari kepala kepala desa, kader posyandu, bidan, petugas promosi kesehatan yang berjumlah 50 orang. Didalam kegiatan tersebut peserta dilatih dan diberikan pemahaman terkait dengan bahaya nya stunting dan cara cara pencegahan sekaligus dilakukan berbagai praktek penjelasan oleh peserta orientasi. Sementara yang memberikan materi dalam kegiatan orientasi tersebut dari dinas Kesehatan kabupaten Halmahera Selatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan dari tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Halsel.

Sekretaris Dinas Kesehatan kabupaten Halmahera Selatan Hj Hasna Muhammad dalam sambutannya mengatakan, stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap dan menurunkan produktifitas serta berakibat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan dimasa depan.

“besarnya kerugian yang ditanggung akibat stunting maka Pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten Halsel berkomitmen untuk menekan angka stunting dengan berbagai progam diantaranya dengan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang melibatkan lintas sektor terkait,” Katanya.

Intervensi gizi spesifik yakni makanan tambahan untuk ibu hamil, tablet tambah darah untuk mengatasi ibu hamil, konsumsi garam beryodium, ASI ekslusif pada bayi sampai berusia 6 bulan, Imunisasi, prilaku cuci tangan dengan benar, pemberian ASI sampai 2 tahun didampingi dengan MP ASI adekuat, pemberian obat cacing, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A, tatalaksana gizi buruk, penanggulangan malaria, pencegahan dan pengobatan diare.

“kegiatan intervensi gizi spesifik dapat dilaksanakan di posyandu sehingga penguatan dan pengaktifan posyandu sangat diperlukan,” Tutur Hj Hasna.

Hj Hasna juga menambahkan, kabupaten Halmahera Selatan dengan delapan kecamatan lokus terdapat 10 desa lokus stunting pusat yang saat ini sedang diintervensi sangat membutuhkan upaya yang lebih ekstra lagi dari pemangku kepentingan yang ada di daerah.

“dukungan materil maupun gerakan pemberdayaan atau partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk kelangsungan semua kegiatan yang berhubungan dengan pencegahan stunting,” Pungkasnya. (tox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *