Seminar Perdana Sultan Baabullah Pahlawan Nasional Digelar

HEADLINE349 Dilihat

TERNATE, Rakyatkini.com– Seminar perdana pengusulan Sultan Baabullah Datu Syah sebagai Pahlawan Nasional resmi digelar. Bertempat di Pandopo Kesultanan Ternate, Kota Ternate, Kamis (15/08), menghadirkan tiga narasumber.

Mereka di antaranya, Afni M.Hum, Kasubdit Gelar Kepahlawanan Nasional Kementerian Sosial, Prof Dr. Susanto Zuhdi, Sejarawan Universitas Indonesia, serta Irfan Ahmad, Sejarawan Universitas Khairun Ternate.

Dalam pemaparannya, Afni menjelaskan, dalam Undang-undang (UU) tahun 20 Tahun 2009 terkait tanda jasa dan kehormatan, terdapat beberapa kriteria atau syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah warga negara Indonesia (WNI).

“Kemudian berjuang melawan penjajah, lalu gugur demi membela bangsa dan negara. Intinya, semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan. Tapi dari definisi itu, diutamakan WNI yang melakukan perjuangan,” jelasnya.

Di tingkat Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial, aspek nilai sangat ditekankan. Kendati begitu, harus mengikuti tahap penyaringan.

“Karena selama ini pengusulan kepahlawanan itu berlangsung berulang kali. Saya berharap untuk Sultan Baabullah ini satu kali saja,” harapnya.

Prof Susanto Zuhdi, mengatakan pahlawan adalah ciptaan. Sebab jika tidak dibutuhkan, tentu tidak ada pahlawan. Namun yang patut diketahui, pahlawan adalah nilai yang hidup.

“Sekarang (nilainya) sudah hidup. Di mana?, ya diabadikan pada nama bandara, korem, jalan. Artinya masih hidup. Masalnya kita lupa sejarah. Jadi harus dihidupkan kembali kepahlawanan itu,” jelasnya.

Kesempatan yang sama, Irfan Ahmad mencoba mengambarkan soal peristiwa pembunuhan Sultan Khairun Jamil, ayah Sultan Baabullah di Benteng Kastela Ternate kala itu. “Dalam naskah yang terekam, ketika ayahnya dibunuh, tidak ada insiden pembantaian di situ,” tandasnya.

Setelah Portugis menyerah, kata Irfan, ada konsep jihad yang diusung oleh Baabullah. Namun dalam bentuk diplomasi. “Jadi Baabullah tidak tercatat berlaku kasar, malah sikap toleransi yang ditunjukkan,” katanya.

Seminar yang dihadiri sejumlah pemuka agama, tokoh masyarakat, adat, akademisi, serta mahasiswa itu, melahirkan beberapa rumusan penting, terkait kajian historis kepahlawanan Baabullah yang bakal diusul sebagai pahlawan nasional tersebut. (tr01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *