Anggaran Rehab Kantor Desa Bere-bere Kecil dan Desa Towara Bermasalah

HEADLINE637 Dilihat

MOROTAI, Rakyatkini.com – Proyek rehabilitasi bangunan kantor Desa Bere Bere Kecil dan Desa Towara Kecamatan Morotai Jaya (Morja) tahun 2019 senilai Rp 100 juta dari direktorat penataan dan administrasi pemerintahan Desa Kemendagri dan dikerjakan oleh kontraktor Amran Mustika diduga bermasalah.

Bagaimana tidak, proyek yang seharusnya diserahkan kepada pemerintah Desa untuk direhab. Namun, faktanya diambil alih oleh Amran Mustika atas perintah oknum Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD).

Anehnya lagi, proyek rehabilitasi dua kantor Desa laporan anggarannya sudah dicairkan seratus persen dan laporan pertanggungjawaban ke Kementerian sudah tuntas seratus persen, sayangnya proyek rehab dua kantor Desa ini belum seratus persen selesai dikerjakan.

Berdasarkan data yang dikantongi koran ini, untuk rehab kantor desa Bere Bere Kecil, ternyata dari anggaran 50 juta yang diberikan pihak Kemendagri, Amran Mustika baru hanya mengerjakan sebagian kecil proyek itu. Padahal anggarannya sudah cair seratus persen pada bulan Agustus.

“Yang dibelanjakan oleh yang bersangkutan hanya cat, ram jendela, tripleks 8 lembar, stang pintu 3 buah, paser 1 ret, kerikil 1 ret, batu 1 ret, besi 3 staf, semen 6 sak, jadi kalau dihitung tidak sampai Rp 10 juta, itu pun hanya dibiarkan di pekarangan dan tidak ada pekerjaan sama sekali padahal anggarannya sebesar Rp 50 juta,”ucap salah satu staf Desa Bere Bere Kecil.

Sedangkan, untuk Desa Toara, Amran Mustika hanya membelanjakan 4 item kegiatan dari 10 item kegiatan dan itu pun tidak sesuai dengan yang dianggarkan misalnya belanja paving Rp 20 juta, semen Rp 2,2 juta, multiruf Rp 370 ribu, paku campur Rp 275 ribu, tripleks Rp 1,1 juta, cat tembok Rp 1,7 juta, kuas rol Rp 200 ribu, kayu Rp 2,5 juta, papan Rp 300 ribu, profil kayu Rp 250 ribu, pintu Rp 1,5 juta, ongkos tukang Rp 8,2 juta dan ongkos pekerja Rp 8 juta. Hanya saja, AM hanya belanja cat tembok 2 buah dari total 4 buah, sedangkan kuas Rol yang diusulkan 4 buah namun hanya 2 buah yang dibelikan, sementara belanja pintu tidak dilakukan yang ada hanyalah belanja selot ditambah dengan terali jendela sebanyak 14 buah.

“Sudah kerja, tapi kalau dihitung tidak sampai Rp 10 jutaan, “ujar salah satu staf Desa Toara juga.

Sementara Plt Kades Toara Dahlan Tuasamu ketika dikonfirmasi koran ini melalui handphone, mengaku bahwa anggaran untuk rehabilitasi kantor Desa sudah ditransfer dari pihak kementerian ke rekening Desa, dan Desa sudah mentransfer ulang ke rekening kontraktor Amran Mustika. “Setelah anggaran itu ditransfer ke Desa, seluruh anggaran sebesar Rp 50 juta itu digeser ke Amran Mustika, “timpalnya.

Terpisah, Amran Mustika saat dikonfirmasi membenarkan kedua proyek rehab kedua kantor Desa tersebut dihendel dirinya. Bahkan anggaran untuk dua kantor Desa tersebut telah masuk ke nomor rekeningnya. “Iya benar, uangnya sudah masuk rekening saya, “imbuhnya.

Amran Mustika yang diketahui bersatus sebagai Koordinator Desa ini beralasan kedua bangunan Desa itu baru direhab sebagian, karena tukang yang dipekerjakan berhalangan untuk mengerjakan kedua bangunan Desa yang dimaksud.

“Misalnya untuk rehab bangunan kantor Desa Bere Bere Kecil, kantor Desa ini terlambat dikerjakan, karena tukang yang dipekerjakan masih mengerjakan pekerjaan lain, “imbuhnya.

Pengakuan Amran Mustika berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi, dimana dalam laporan ke pihak Kemenagri, bahwa laporan pertanggungjawaban dua bangunan kantor Desa itu sudah tuntas seratus persen dikerjakan. Padahal, faktanya dilapangan dua bangunan kantor Desa itu dalam proses pekerjaan.

Disintil siapa yang membuat laporan pertanggungjawaban ke pihak Kemenagri, bahwa kedua bangunan kantor Desa itu sudah tuntas dikerjakan, dirinya beralasan tidak mengetahuinya.

“Saya tidak tau siapa yang membuat laporan ke pihak Kemengari, saya sendiri juga belum pernah bertemu dengan mereka, “bantahnya. (gk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *