• Box Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Rakyatkini.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • DAERAH
  • KRIMINAL
  • OPINI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • SERBA SERBI
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • DAERAH
  • KRIMINAL
  • OPINI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • SERBA SERBI
No Result
View All Result
Rakyatkini.com
No Result
View All Result

Ikan Tuna Dua Ton Tak Laku Dijual, Nelayan Sangowo Gigit Jari

6 April 2020
Ikan Tuna Dua Ton Tak Laku Dijual, Nelayan Sangowo Gigit Jari

MOROTAI,Rakyatkini.com – Sejumlah nelayan di Desa Sangowo, Kecamatan Morotai Timur (Mortim) harus gigit jari. Ini menyusul ikan tuna hasil tangkapan mereka kurang lebih dua ton tak laku dijual.

Akibatnya ikan tuna yang rencananya di ekspor ke negara Vietanam terpaksa dikuburkan, ikan tuna tak laku dijual karena sudah membusuk akibat dari kekurangan Es balok untuk mengawetkan ikan tuna tersebut.

Berita Lainnya

Ramadhan, Bupati Usman Sidik dan Ketua TP-PKK Berbagi Sambako dan Takjil ke Warga

Terkait Pengembangan Desa Wisata, Kadis DPMD Halsel Diundang Ikut Sosialisasi di Kemendes

Terima Aspirasi Bupati Usman Sidik Terkait Lamban Pembangunan BTS, Menteri Kominfo Janji Segera Tindaklanjuti

Selain itu, penguburan itu terpaksa dilakukan lantaran pihak PT Harta Samudera tidak menerima ikan yang dianggap sudah rusak itu.

“Ikan tuna sekitar 2 ton yang dikubur, kita ada kase masuk di perusahan PT Harta Samudra, dong tidak beli, kalau dong cium ikan sudah bau, berarti ikan sudah ada vitamin, jadi ekspor so tara laku, “kata Suplayer ikan tuna Sangowo, Kahar Lastori, Senin (6/04).

Kata dia, es balok dan uang biasa diberikan ke nelayan diambil dari perusahan PT Harta Samudra dan dari Perusahan yang ada di Tilei. Hanya saja, ikannya sedikitnya bermasalah.

“Kita beli Rp 4.000 satu balok, kita muat 80 puluh potong itu cuman tiga hari itu so bale jadi ikan masih bagus cuman bau karena daging dan airnya tidak diganti oleh karyawan saya.”

Kata dia, PT Harta Samudra menekan mereka agar suplai ikan ke perusahaannya harus sesuai dengan yang dijnginkan.

“Memang dong tekan pa torang kalau kejadian seperti itu, masih ada itu ikan masih 10 ekor lebih dari Haltim, tidak ada pasaran lagi, saya suruh tuan barang bawa ke haltim potong-potong jual di orang saja, “katanya.

Akibat dari kejadian itu dirinya mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 60 juta.”Iya, kalau dilihat dari kerugian dari 20 ton ini sekitar Rp 60 puluhan juta, masalah seperti kejadian ini sudah empat kali. Pokoknya ini sudah biasa ini ujian buat saya, “timpalnya. (gk)

Post Views: 3
ShareTweetSend
Previous Post

Ditengah Ancaman Virus Corona, Benny Laos nonjobkan Tiga Pimpinan SKPD

Next Post

Bupati Bahrain Terus Evaluasi Kerja Satgas Covid 19

Discussion about this post

Rakyat Kini Network

  • Aceh
  • Sumut
  • Sumbar
  • Kepri
  • Riau
  • Jambi
  • Sumsel
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Babel
  • Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jabar
  • Jateng
  • Jatim
  • NTB
  • NTT
  • Bali
  • Kalbar
  • Kaltara
  • Kalteng
  • Kaltim
  • Kalsel
  • Sulut
  • Sulbar
  • Sulteng
  • Sultra
  • Sulsel
  • Gorontalo
  • Malut
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat

Tentang Rakyat Kini

PT. MAKLUMATNEWS MULTIMEDIA UTAMA

Portal Berita Online

Portal berita nasional yang tersebar di seluruh Indonesia. Memberikan informasi daerah terupdate, tercepat dan terlengkap.

Seluruh Wartawan Rakyatkini.com dibekali oleh ID Card dan Surat Tugas yang terdaftar dalam Box Redaksi.

  • Box Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • DAERAH
  • KRIMINAL
  • OPINI
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • SERBA SERBI

© 2020 PT. MAKLUMATNEWS MULTIMEDIA UTAMA